Resensi Novel "Si Anak Kuat" By: Tere Liye

          Resensi Novel “Si Anak Kuat”


 


Judul novel                  : Si Anak Kuat 

Penulis                         : Tere Liye                  

Jumlah halaman          : 427 halaman

Ukuran buku               : 20 cm x 13,5 cm

Penerbit                       : Sabakgrip

Kategori                      : Buku fiksi

Tahun terbit                 : 2023


Novel yang berjudul “Si Anak Kuat” adalah salah satu buku yang pertama dirilis dalam delapan buku serial anak dari penulis yang bernama Tere Liye. Darwis atau yang akrab disapa dengan nama pena Tere Liye merupakan penulis hebat yang sudah menerbitkan lebih dari 60 buku dalam sepanjang karier menulisnya. Tere Liye mengelompokkan semua karangannya berdasarkan alur ceritanya antara lain :

1.      Buku-buku non serial 1

2.      7 judul buku serial aksi

3.      8 judul buku serial anak

4.      13 judul buku serial bumi

5.      Buku-buku non serial 2

6.      9 buku anak bergambar

Selain itu Tere Liye juga menulis dua buku puisi dan tiga buku quotes. Karya-karya Tere Liye yang bergaya romantis, science-fiction, politik, hingga keluarga bisa dinikmati oleh berbagai kalangan usia. bisa dinikmati oleh berbagai kalangan usia.


Novel “Si Anak Kuat” menceritakan sebuah kisah dari seorang anak bungsu yang bernama Amelia yang merupakan tokoh utama di novel ini.

             Amelia merupakan anak bungsu dari empat bersaudara yang bernama Eli, Burlian, dan Pukat dan anak dari pasangan suami istri Bapak Syahdan dan Ibu Nurmas. Amelia duduk di bangku kelas empat. Di keluarga Amelia, seorang ibu biasa ia panggil dengan sebutan ‘mamak’. Kakak tertuanya bernama Eliana atau biasa dipanggil Eli. Kakak keduanya bernama Pukat. Kak Pukat dikenal sebagai “si jenius” karena memang tingkah laku dan cara berpikirnya sangat jenius. Ia selalu memiliki ide-ide cemerlang untuk memecahkan segala persoalan sehari-hari. Orang-orang kampung bahkan mengakui jika Kak Pukat adalah anak paling jenius dari Bapak Syahdan dan Ibu Nurmas. Terakhir, kakak ketiganya bernama Burlian. Kak Burlian dikenal sebagai orang paling jahil sedunia menurut Amelia.

Namanya memang Amelia, tetapi semua orang memanggilnya Amel. Amel dan keluarganya tinggal di perkampungan indah, persis di lembah Bukit Barisan. Penduduknya sebagian besar bekerja di ladang karet dan sebagai petani kopi. Usaha itu memang sudah diwariskan oleh turun temurun oleh nenek moyang mereka. Tetapi di tempat tinggal Amel, pendidikan dianggap bukanlah hal yang amat penting. Hanya ada satu sekolah dasar di kampungnya dan itu juga diajar oleh satu guru yang bernama Pak Bin. Lebih dari dua puluh lima tahun Pak Bin mengajar di sekolah dasar tersebut. Karena hanya ada Pak Bin yang mengajar di sekolah dasar tersebut, itu artinya Pak Bin mengurus enam kelas sekaligus. Dengan cara mengajar Pak Bin yang unik, enam kelas tersebut bisa Pak Bin urus dengan mudah.

            Amel memiliki tiga teman dekat di kampungnya. Pertama bernama Maya. Maya dikenal sebagai anak yang cerewet, suka beradu mulut jika ada yang mengajaknya bertengkar, dan Maya suka terkagum-kagum jika melihat wajah Paman Unus (adik Nurmas, mamaknya Amel). Kedua ada Chuck Norris. Namanya seperti aktor di film laga, karena bapak Norris memang penggemar berat dari aktor tersebut. Oleh sebab itu, ia memberi nama anaknya Chuck Norris. Chuck Norris dikenal sebagai anak yang paling nakal, tetapi ia memiliki bakat terpendam yang tidak disangka-sangka yaitu melukis dan pandai berkomunikasi. Terakhir ada Tambusai. Nama lengkapnya Tuanku Tambusai. Tambusai dikenal sebagai anak yang sangat humoris dan pandai membuat orang tertawa. Mereka semua juga merupakan anak bungsu, jadi mereka bisa merasakan satu sama lain rasanya menjadi anak bungsu. Mereka sering merasa senasib sepenanggungan.

Di kampung Amel ada tradisi menunggu rumah. Sebagai anak bungsu, mereka harus menetap di rumah orang tuanya. Tidak boleh pergi merantau jauh-jauh. Sekalipun sudah menikah dan mempunyai anak, mereka harus menetap di rumah orang tua mereka untuk merawat kedua orang tua. Tradisi menunggu rumah adalah hal yang paling dibenci Amel. Amel yang dikenal mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, bahkan ingin sekolah sejauh-jauhnya sedih mendengar fakta itu.

            Amel tertarik untuk mengubah cara bertani kopi penduduk di kampungnya. Bertahun-tahun penduduk di kampung Amel bertani dengan cara mengikuti leluhur mereka yang tidak ada peningkatan pada hasil panennya. Amel bertekad untuk mengubah cara bertani penduduk kampung dengan penyemaian bibit. Tentu tidaklah mudah untuk mengedukasi hal tersebut kepada para penduduk karena hal tersebut sudah mereka lakukan secara turun temurun. Mereka saja tidak tahu apa arti menyemai.

            Saat ada pertemuan rutin para tetua kampung di kediaman Amel, ia memberanikan diri untuk menyampaikan pendapatnya kepada semua peserta di pertemuan itu. Amel memberikan usulan untuk membeli ladang yang gagal panen dari salah satu petani kopi dengan uang kas kampung lalu ladang itu dicoba untuk ditanami bibit kopi dari hasil penyemaian yang sudah dilakukan oleh Amel dan ketiga temannya.

            Para tetua kampung awalnya tidak setuju dengan pendapat Amel. Itu beresiko besar dan melibatkan kas kampung yang secara tidak langsung juga melibatkan seluruh penduduk kampung untuk menyetujui. Pasalnya, uang kas kampung yang dikumpulkan selama bertahun-tahun hanya digunakan untuk keperluan mendesak saja seperti ada bencana alam, korban banjir. Namun dengan keteguhan hati Amel, ia berhasil meyakinkan para tetua kampung untuk menyetujui hal tersebut.

            Impian untuk menanam biji kopi yang sudah di semai di ladang yang sudah dibeli oleh uang kas hancur seketika. Tidak ada yang bisa menebak kapan alam akan mengirimkan banjir bandang yang begitu hebat. Tetapi ini bukan akhir dari kisah Si Anak Kuat yang bernama Amelia. Bukan kuat secara fisik, tapi kuat dari dalam. Anak yang paling teguh hatinya, paling kokoh pemahaman baiknya.


            Kelebihan novel Si Anak Kuat yaitu ceritanya sangat menginspirasi bagi para pembacanya. Bayangkan, seorang gadis kecil hidup di kampung yang mempunyai banyak keterbatasan, semua masih serba tradisional. Bahkan, di kampung yang Amel tinggali, hanya ada satu sekolah dasar. Tetapi dengan semua keterbatasan itu, ia tetap mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi terhadap lingkungan luar. Semua teman, keluarga, guru, dan tetangga yang ia miliki, yang selalu mendukung Amelia untuk terus menemukan hal-hal baru yang bermanfaat bagi sekitarnya. Ia tidak menganggap remeh arti pendidikan, walaupun semua penduduk kampung situ meremehkan pendidikan. Mereka tidak berpikir bahwa bertani juga memerlukan ilmu pengetahuan. Pesan tersirat yang ingin disampaikan oleh Tere Liye dalam novel Si Anak Kuat adalah kita harus memaksimalkan semua kemampuan yang ada pada kita (talenta, tekad, usaha) dengan segala keterbatasan yang ada.

 

            Novel karangan Tere Liye ini berhasil membuat pembacanya untuk turut merasakan emosi yang ada seperti tawa, sedih, senang, tegang, kecewa, dan bangga. Tawa saat si dua ‘sigung’ sibuk mengerjai Amel. Sedih saat mendengar kisah keluarga Chuck Norris. Senang saat bibit sudah berhasil disemai. Kecewa saat bibit yang sudah disemai, ditanam di ladang hanyut seketika karena banjir. Bangga karena anak yang bernama Amelia berhasil mendapatkan apa yang ia impikan selama ini. Ada beberapa bahasa asing yang dimasukkan ke dalam novel ini seperti Bahasa Belanda. Namun pembaca masih bisa memahami ceritanya, karena pada bagian bawah halaman diberi penomoran kalimat asingnya dan ada artinya dari kalimat tersebut.

            Kekurangan novel ini mungkin nyaris tidak ada menurut saya dari segi cerita, penokohan, tokoh, dan alur. Namun di novel ini tidak digambarkan dengan jelas umur dari tokoh-tokoh yang ada. Membuat pembacanya penasaran karena harus menebak-nebak umur tokoh-tokohnya.


            Novel Si Anak Kuat karangan Tere Liye sangat menarik untuk dibaca di semua kalangan usia, terutama anak-anak. Banyak konflik ringan yang terjadi, namun mempunyai pesan moral yang mendalam jika Anda membacanya sendiri. Mungkin ini cocok jika yang membaca adalah anak bungsu, karena di sini dikisahkan Amelia yang awalnya benci sebagai anak bungsu karena ia selalu disuruh-suruh untuk mengerjakan pekerjaan rumah, namun orang-orang justru memandang Amelia sebagai anak bungsu yang kuat hatinya, dan kokoh pemahaman baiknya. Penggambaran tempat, tokoh, suasana yang cukup jelas membuat Anda terasa hadir dalam kisahnya Amelia. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ringkasan Cerita "The 7 Wings Of Sinners" ( 7 Sayap Pendosa ) By Jienara.